Keadilan Tertinggi adalah Ketidakadilan Tertinggi
Pengetahuan Tertinggi Berasal dari Pengalaman Dan Sejarah
Senin, 11 November 2013
Selasa, 05 November 2013
Bagian 1 "Mengelola Diri Sendiri" – Para Capo
Bagian
1 "Mengelola Diri Sendiri" – Para Capo
“Setiap orang yang masih hijau dalam karirnya membutuhkan sponsor
seorang Capo, artinya sebelum kamu memegang komando, kamu harus belajar patuh.
Jika sang Capo membentak, kamu membungkuk mengikuti kesiur anginnya atau patah.
Jika sang Capo murka, kamu berdiri tegak dan mengucurkan keringat. Jika sang
Capo tertawa, kamu senyum (setidak – tidaknya).”
Capo artinya adalah mentor /
atasan / guru. Setinggi tingginya ilmu, sebanyak – banyaknya pengalaman, sifat patuh dan menghormati
atasan, berprilaku seperti bawahan jika kamu memang dalam posisi bawahan
karena sikap tersebut yang akan membuatmu bertahan dalam suatu perusahaan. Dan jangan
lah sekali –kali menggunakan bawahan yang belum pernah belajar patuh walaupun berkompetennya
dia
“Jika bertemu
dengan sang capo, bicaralah hanya jika kamu diajak bicara,dan itu pun sesuai
dengan sudut pandangnya; kalau tidak, berdiri tegak dan tutup mulut. Jika diminta
informasi tambahan mengenai sesuatu masalah, sodorkanlah jika kamu memang
memilikinya, tapi hanya jika diminta atau informasi yang sangat vital. Dengan kata
lain, pada dasarnya kamu adalah abdi bagi seorang atasan atau semacamnya selama
kamu masih menjadi bawahan”.
Jika kamu ingin menjadi bawahan
yang baik, kamu harus mengikuti apa arahan yang diberikan atasan kamu dengan
baik, jangan pernah melenceng atau mengabaikan perintah atau arahan yang
diberikan oleh atasan walaupun atasan lebih mempedulikan hasil dari kerja kamu,
tetapi dia akan menghargaimu jika kamu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
arahannya.
“Ada pepatah Italia
yang mengatakan Tratta conquello che sono
miglio di te efagli, yang artinya bergaulah dengan orang – orang di atasmu,
dan lunasilah semua ongkosnya. .... ia penting bagi masa depanmu, dan kamu
harus menunjukan kepadanya bahwa kamu memahami dan menghargai hal itu. Kamu harus
menunjukan sikap hormat padanya”.
Bergaulah dengan orang – orang yang
bisa menunjang atas kenaikan karir dari pekerjaanmu, berikan apa yang mereka
mau, kerjakan dan selesaikan karena mereka adalah kunci dari pintu masa depan
karirmu.
“Belakangan dalam
karirmu, jika kebetulan saja mentor dari masa hijaumu di lingkaran itu
menghalangi kemajuanmu, apa yang harus kamu lakukan? Singkirkan dia, tentu
saja. Toh dia sudah mendapatkan karirnya, kan? Para mentor memiliki otoritas
dan kekuasaan (yang kamu juga incar). Tidak penting bagaimana mereka
mendapatkan semua itu, atau apakah mereka pantas mendapatkanya semua itu. Yang penting
adalah bahwa mereka sudah mendapatkannya. Mereka adalah orang – orang yang
memiliki tamparan menyengat, dan mereka akan menggunakan tamparan itu demi kamu
jika kamu mengerjakan tugas kotor mereka.”
Jangan pernah ragu untuk
menyingkirkan hal – hal yang bisa menghambat jenjang karirmu walaupun itu
adalah atasan kamu, singkirkan atasanmu dengan prestasi yang sangat besar untuk
perusahaan hingga Big Bos memperhatikan kamu dan memberikan promosi untuk kamu,
jangan pernah ragu atas kemampuan yang kamu miliki jika kamu memang berkompeten
dalam jabatan berikutnya.
“Jika Capo di
atasmu adalah seorang Buffone jangan
menonjol – nonjolkan dia. Itu akan ia lakukan sendiri. Sejauh menyangkut
kepentinganmu, dia tidak selalu benar, tetapi yang penting sekarang ini dia
adalah capomu. Tetapi jangan bermain cinta dengannya, dengan orang- orangnya,
kenalan – kenalannya, atau perusahaan dan lembaga – lembaga yang ada dibawah
perlindungannya. Cari tahu siapa adalah siapa, dan apa adalah apa. Simpan informasi
ini untuk kamu gunakan sendiri di masa depan. Dan yang terpenting, jangan
sekali – kali mengambil daging dari tempat kamu mengambil roti”.
Pengertian Buffone ini ialah
seorang yang tangguh dan mempunyai peranan penting dalam organisasi. Sang
Buffone ini adalah guru bagi kamu, ketahui bagaimana cara dia bekerja, cari
tahu orang yang penting bagi dia dalam menyelesaikan pekerjaannya, cari tahu
jaringan yang dia punya dan bekerja dengan siapa saja dia karena hal seperti
ini nanti akan berguna bagi kamu kedepannya jika kamu menjadi pemimpin kelak,
tetapi perlu di ingat jangan kamu khianati dia atau kamu menusuk dia dari
belakang, karena dia bisa dapet menghancurkan kamu seketika.
“Jika atasanmu
perkasa, ikuti petunjuknya,dukunglah dia, biarkan dia melindungimu,
mendukungmu, membiayai kamu, menggendongmu sambil menapak ke jenjang atas, dan
sekali lagi jangan mengusik wanita – wanitanya, istri, gundik, anak perempuan,
keponakan, babu, pelacur, sekretaris ataupun yang menjadi miliknya. Tapi jika
kamu cukup beruntung bisa mengawini anak perempuan seorangcapo atau kerabat
dekatnya tentu saja setelah mendapatkan
jauh sebelum itu izin darinya (andaikata kamu bisa kawin dengan apa yang
disebut Puteri Mafia, itu adalah karunia Tuhan bagi manusia pilihan; orang lain
tidak akan pernah bisa)”.
Jangan pernah sekali kali kamu
ikut campur urusan pribadi atasan kamu walaupun kamu mengetahuinya, bekerjalah
secara profesional sebagaimana kamu porsinya. Walaupun kamu sudah mempunyai ikatan
emosional dengan atasanmu karena jika kamu salah bersikap kamu akan meruntuhkan
ikatan tersebut. Dan beruntung sekali jika kamu bisa menjadi saudara angkat
dari atasanmu yang dimana akan menunjang karir kamu juga.
“Pastikan agar kamu
paham benar apa yang telah diperintakan bos sebelum kamu bertindak
melaksanakannya. Bagaimana jika kamu keliru membunuh orang, atau keliru
mendepak pegawai kecil di kantor cabang Kota Kansas? Pelajarilah seni
mengajukan pertanyaan. Ini mudah bagi beberapa orang tetapi sulit agi yang
lain. Tetapi ini selalu bagian terpenting”.
Terkadang Hal – hal kecil bisa
sangat penting. Kekurangan paham seseorang dalam menyaring arahan dari atasan
bisa menjadi sangat fatal dalam penyelesaian tugas. Jangan pernah malu untuk
bertanya kembali atas arahan yang diberikan atasanmu jika kamu tidak paham,
tetapi bertanya secara seni, artinya kamu bertanya dengan nada menegaskan bahwa
kamu memastikan arahan agar tidak jadi kesalahan dan jangan bertanya seakan –
akan kamu tidak mengerti atau bodoh.
“Juga, jangan
sekali – kali menulis apa pun juga yang bisa menjebloskan kamu ke penjara :
nama – nama, alamat – alamat, jumlah uang yang terhutang, perjanjian rahasia. Dokumen
– dokumen seperti itu sering kali disuguhkan sebagai bukti utama di pengadilan
orang – orang sial, dan kamu tidak akan senang menjadi orang semacam itu. Dan ingat,
semua Capo persis seperti kamu dulu harusmulai dari bawah, dan semuanya
sekarang berdiri di atas bahu para raksasa. Juga di atas tulang belulang para
raksasa. Jika kamu mendaki piramida itu, kamu mendaki bukit tulang. Tetapi dia
yang memetik buahnya memang harus mendaki. Ya kan?”.
Hal terpenting jika kamu
melaksanakan tugas kotor dari atasan kamu, atau kamu bagian yang terpenting
dalam organisasi yang mengetahui kebusukan organisasi kamu, kamu perlu
mengantisipasi kebocoran tersebut, tidak boleh ada yang tahu tentang hal itu,
baik rekan kerjamu bahkan dari keluargamu.
Bagian 1 "Mengelola Diri Sendiri" - Masuk dalam lingkaran
Bagian 1 "Mengelola Diri Sendiri" - Masuk dalam lingkaran
"Cara terbaik memasuki suatu bisnis adalah kamu sudah terlahir dalam keluarga bisnis tersebut"
syukuri apa yang sudah tuhan berikan gunakan sebaik - baiknya koneksi, keluarga, sahabat, teman, rekan bisnis karena mereka adalah tiket terusan untuk mencapai tujuanmu tanpa kamu harus memulai sesuatu dari nol dan untuk apa memulai dari nol jika kamu bisa start dari angka 8 ?
"Jelas,
Pertama – tama kamu harus mendapatkan sebuah posisi di dunia dari mana kamu
mulai merangkak ke atas, .... analisislah titik – titik kekuatanmu. ....
daftarlah untuk kamu sendiri titik – titik yang kamu pandang lemah.”
Mendapatkan Jabatan yang kamu inginkan dan mempertahankan
pekerjaan seperti itu langkah pertama adalah kamu harus bisa menilai apa yang
ada pada diri kamu sendiri baik itu kelebihan kamu dan kekurangan mu, buatlah
daftar kelebihan kamu seperti pendidikan, pengalaman, kepribadian,
keterampilan, koneksi – koneksi. Dan buat juga daftar kamu sendiri titik –
titik yang kamu anggap lemah sendiri. Lalu siapkan dirimu untuk mengubah
kelemahan tersebut untuk menjadi kekuatanmu ..
“Pelajarilah
segala sesuatu tentang calon majikan yang kamu incar,dan gunakan pengetahuan
ini setiap kali kamu menyurati mereka. ..... Rapikan surat – surat pengantar
yang kamu kirim bersama – sama dengan Resumemu;
dandani surat – surat susulan yang kamu kirim setelah wawancara – gunakan jenis
kertas yang bagus, dengan ketikan yang tajam dan bersih. Pada sura – surat susulan,
tambahkan satu dua kalimat yang bersifat pribadi dibawah tanda tanganmu”.
Analasisa siapa Atasan kita, baik
dari background Keluarga, Pendidikan, Hobi, Pengalaman hidup. Karena hal – hal tersebut
dapat berguna jika kamu ingin mendapatkan kesan baik dan poin plus terhadap
atasan kamu, gunakan pengetahuan ini tiap kali kamu sedang ngobrol santai, atau
saat bekerja. Maka kamu akan mendapatkan ikatan secara emosional.
“Jika kamu
kebetulan mengetahui sesuatu tentang orangyang berpotensi menjadi pesaing dalam
memperebutkan posisi yang kamu incar, usahakan untuk menyingkirkan orang –
orang ini dari pertimbangan sang bos dengan pujian yang lamat – lamat, entah
pujian itu berdasar atau tidak.”
Dalam hal ini kamu harus dituntut
untuk memperkecil rasio kesempatan pesaing mu untuk mendapatkan posisi yang
kamu inginkan. Hal apa saja? Kamu bisa tunjukan hasil kerjamu, kedisiplinan,
loyalitas dan tentunya prestasi – prestasi kerjamu atau kamu bisa membuat isu –
isu atau pendapatmu untuk menjatuhkan image dari pesaing – pesaingmu.
“Jika
pesaingmu adalah orang – orang yang kompoten, cukup berharga untuk dijadikan
bawahan kelak, kamu selalu bisa memperkejakan mereka belakangan, setelah kamu
mendaki satu dua tataran di atas mereka dalam piramida perusahaan”
Analisa kekuatan – kekuatan pesaing
– pesaing mu, karena mereka nanti akan
berguna ketika mereka nanti jadi bawahanmu untuk menjalankan perusahaan, tetapi
jangan pernah kamu memberikan pekerjaan kepada mereka dimana pekerjaan tersebut
adalah pekerjaan besar yang memberikan prestasi perusahaan sebelum kamu mendapatkan
jabatan yang berbeda dua tingkatan atau lebih. Karena itu akan membuat posisi
jabatan mu terancam
“Jika
kamu berhasil mengamankan pekerjaan yang kamu incar, kirimkanlah surat – surat ucapan
terimakasih kepada semua calon majikan lain yang pernah mewawancarai kamu. Bersikap
manis tidak membutuhkan ongkos besar, lagi pula siapa tahu kelak ... “
Walaupun kamu sudah mempunyai
jabatan, tetapi silatuhrahmi itu penting. Jangan terlalu fokus kepada yang di
atas tetapi kita perlu juga memperhatikan bawahan, karena info, rejeki,
pekerjaan bisa datang dari siapa saja.
“Wajar,
sebagaimana dalam setiap perusahaan, pemula dituntut untuk mencium pantat. Sebagaimana
dikatakan oleh seorang dalam kelompok lain, kamu harus memilikimoral seorang
pelacur dan sopan santun seorang guru tari. Tetapi, sementara waktu berlalu,
dan kamu menapak maju, kewajiban – kewajiban ini akan semakin sedikit, sampai
akhirnya kamu menjadi orang yang akan menyodorkan pipimu untuk di cium, yang
mungkin memang tujuanmu, sebagaiamana itu adalah tujuan kami semua, apapun gaya
yang kami pakai”
Tak adapun proses yang singkat
untuk mencapai jabatan yang kamu inginkan, butuh kerja keras untuk mencapai itu
semua, karena ketika kamu menjadi apa yang kamu inginkan hal – hal yang pernah
kamu lalui itu akan menjadi pengalaman mu dan dasar untuk menganalisa.
Minggu, 03 November 2013
Analisa Buku The Mafia Manager Bimbingan Machiavelli bagi bisnis "Pendahuluan"
Pada kesempatan ini saya akan menganalisa buku The Mafia Manager ..
secara garis besar buku ini berceritakan tentang teori - teori manajemen, refrensi dari buku ini berasal dari teori - teori dari machiavelli yaitu tentang pemerintahan yang kuat, ideologi, kekuasaan dan tentunya politik. berangkat dari hal tersebut buku ini hanya sebuah analogi teori machiavelli yang di aplikasikan didalam dunia bisnis Mafia yang tidak lain berkecimpung di dunia kriminal .. tetapi saya tidak akan mengangkat sejarah atau sepak terjang dari Mafia yang diceritakan dalam buku ini, saya akan mengangkat sebuah Teori - teori yang terdapat dalam buku ini dan apakah teori tersebut memang berkembang dalam kehidupan kita?
ada istilah "hidup ini kejam bung" dan seperti ini lah buku ini mengungkap bagaimana orang - orang melakukan pekerjaannya dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, buku ini akan selalu menjadi kontroversi sebagaimana halnya teori - teori Machiavelli dimana hal - hal yang jauh dari norma kebaikan,adab adab dan sifat baik manusia .. tetapi inilah yang terjadi dalam dunia politik dan dunia bisnis ..
buku ini bukan mengajarkan anda untuk berbuat kejahatan dalam berbisnis atau bekerja, tetapi ini akan membantu anda menganalisa dan mengkaitkan pada realita politik dan bisnis .. "hiduplah dengan sekelompok serigala - serigala niscaya kamu akan bisa mengaum"
dalam buku ini kita akan diajarkan cara mempertahankan, berfikir jernih dan "Tak Kenal Ampun" ..
secara garis besar buku ini berceritakan tentang teori - teori manajemen, refrensi dari buku ini berasal dari teori - teori dari machiavelli yaitu tentang pemerintahan yang kuat, ideologi, kekuasaan dan tentunya politik. berangkat dari hal tersebut buku ini hanya sebuah analogi teori machiavelli yang di aplikasikan didalam dunia bisnis Mafia yang tidak lain berkecimpung di dunia kriminal .. tetapi saya tidak akan mengangkat sejarah atau sepak terjang dari Mafia yang diceritakan dalam buku ini, saya akan mengangkat sebuah Teori - teori yang terdapat dalam buku ini dan apakah teori tersebut memang berkembang dalam kehidupan kita?
ada istilah "hidup ini kejam bung" dan seperti ini lah buku ini mengungkap bagaimana orang - orang melakukan pekerjaannya dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, buku ini akan selalu menjadi kontroversi sebagaimana halnya teori - teori Machiavelli dimana hal - hal yang jauh dari norma kebaikan,adab adab dan sifat baik manusia .. tetapi inilah yang terjadi dalam dunia politik dan dunia bisnis ..
buku ini bukan mengajarkan anda untuk berbuat kejahatan dalam berbisnis atau bekerja, tetapi ini akan membantu anda menganalisa dan mengkaitkan pada realita politik dan bisnis .. "hiduplah dengan sekelompok serigala - serigala niscaya kamu akan bisa mengaum"
dalam buku ini kita akan diajarkan cara mempertahankan, berfikir jernih dan "Tak Kenal Ampun" ..
Rabu, 30 Oktober 2013
Sekilas Niccolo Machiavelli
Niccolo
Machiavelli adalah seorang diplomat dan politikus Italia dan juga
seorang filsuf. Selain itu juga dia dikenal sebagai penulis esai,
sejarawan, penulis biografi, naskah drama, novel, serta puisi. Trijali
(2008: 173)
Machiavelli
lahir tanggal 3 Mei 1469 di Florence, Italia, keturunan keluarga kuno
Tuscan. Ayahnya adalah seorang dokter dibidang hukum. Beliau menikah
dengan Marietta Corsini tahun 1501, dan punya lima anak selain itu juga
Machiavelli belajar pada beberapa guru.
Niccolo Machiavelli, termasyhur karena nasihatnya yang blak-blakan bahwa:
“Seorang
penguasa yang ingin tetap berkuasa dan memperkuat kekuasaannya haruslah
menggunakan tipu muslihat, licik dan dusta, digabung dengan penggunaan
kekejaman penggunaan kekuatan” http://media.isnet.org/iptek/index/Machiavelli.html.
The
Prince dapat dianggap nasihat praktek terpenting buat seorang kepada
negara. Pikiran dasar buku ini adalah, untuk suatu keberhasilan, seorang
Penguasa harus mengabaikan pertimbangan moral sepenuhnya dan
mengandalkan segala, sesuatunya atas kekuatan dan kelicikan. Machiavelli
menekankan di atas segala-galanya yang terpenting adalah suatu negara
mesti dipersenjatai dengan baik. Dia berpendapat, hanya dengan tentara
yang diwajibkan dari warga negara itu sendiri yang bisa dipercaya;
negara yang bergantung pada tentara bayaran atau tentara dari negeri
lain adalah lemah dan berbahaya.
Machiavelli
menasihatkan sang Pangeran agar dapat dukungan penduduk, karena kalau
tidak, dia tidak punya sumber menghadapi kesulitan. Tentu, Machiavelli
maklum bahwa kadangkala seorang penguasa baru, untuk memperkokoh
kekuasaannya, harus berbuat sesuatu untuk mengamankan kekuasaannya,
terpaksa berbuat yang tidak menyenangkan warganya. Dia usul, meski
begitu untuk merebut sesuatu negara, si penakluk mesti mengatur langkah
kekejaman sekaligus sehingga tidak perlu mereka alami tiap hari
kelonggaran harus diberikan sedikit demi sedikit sehingga mereka bisa
merasa senang.
Untuk
mencapai sukses, seorang Pangeran harus dikelilingi dengan
menteri-menteri yang mampu dan setia Machiavelli memperingatkan Pangeran
agar menjauhkan diri dari penjilat dan minta pendapat apa yang layak
dilakukan. Menurut Asvi Warman Adam bahwa “Sejarah mengajarkan kepada
kita apa yang tidak dapat kita lihat, untuk memperkenalkan kita kepada
penglihatan yang kabur sejak kita lahir”. Wineburg (2006: vii) Namun
menurut kami tujuan dari sejarah mengajarkan kita sebuah cara menentukan
pilihan untuk memptertimbangkan berbagai pendapat untuk membawakan
berbagai kisah dan meragukan sendiri bila perlu kisah-kisah yang kita
bawakan.
Machiavelli, Niccolo. (2008). THE PRINCE Sang Penguasa diterjemahkan Natalia Trijaji. Surabaya: Selasar Surabaya Publishing.
Teori Politik Kekuasaan Niccolo Machiavelli II
Dalam sejarah agama kuno, menurut machiavelli, hanya nabi-nabi bersenjata (the armed prophets)
dan memiliki kekuatan militer yang berhasil memperjuangkan misi
kenabiannya. Sedangkan para nabi yang tidak bersenjata, betapa baik dan
sakralnya misi yang mereka bawa, akan mengalami kekalahan karena tidak
memiliki kekuatan militer . Atas dasar asumsi itu machiavelli menilai
keberadaan angkatan perang yang kuat sebagai suatu keharusan yang
dimilki negara. Machiavelli menyadari benar akan pentingnya angkatan
bersenjata bagi seorang penguasa negara. Angkatan bersenjata, menurut
Machiavelli merupakan basis penting seorang penguasa negara. Ia
merupakan manifestasi nyata kekuasaan negara. Penguasa yang tidak
memiliki tentara sendiri akan mudah goyah dan diruntuhkan kekuasaannya.
Menurut Machiavelli sungguh berbahaya menggunakan tentara sewaan. Kalau
seorang penguasa mengandalkan tentara sewaan, ketenangan dan keamanan
negara tidak bisa dijamin. Negara mudah goyah. Machiavelli menyebutkan
alasan-alasan mengapa demikian. Tentara sewaan katanya tidak bisa
disatukan, haus akan kekuasaan, tidak berdisiplin, tidak setia kepada
penguasa (yang menyewa mereka), tidak memiliki rasa takut kepada Tuhan,
tidak memiliki tanggung jawab, tidak setia terhadap sesama rekan mereka,
dan menghindarkan diri dari peperangan.
Kehancuran
Italia pad masa hidup Machiavelli adalah karena negaranya mengandalkan
tentara sewaan itu selama bertahun-tahun dan tidak memiliki tentara
sendiri. Pengalaman sejarah membuktikan hanya para penguasa dan negara
republik yang memiliki tentara kuat berhasil baik, dan penggunaan
tentara bayaran hanya mendatangkan kekalahan. Sejarah Romawi dan Sparta
menunjukkan kebenaran pendapat itu. Kedua negara itu mampu bertahan
karena memiliki tentara sendiri, sedangkan negara Chartago dikalahkan
karena tidak memiliki tentara sendiri dan mengandalkan tentara bayaran.
Gagasan
Machiavelli ini, menurut hemat saya merupakan refleksi pengalaman
pribadinya menyaksikan ‘pengkhianatan’ pemimpin tentara bayaran Vitelli
terhadap negaranya.
Begitu
pentingnya militer bagi suatu negara dan usaha mempertahankan
kekuasaan, maka penguasa harus menjadikan keahlian kemiliteran sebagai
barang miliknya yang paling berharga. Ia juga harus senantiasa belajar
ilmu perang dan bertempur. Oleh karena itu seorang penguasa tidak boleh
lengah untuk selalu memikirkan dan melatih dirinya dalam latihan perang
dan kemiliteran (exercise of war). Intensitasnya melakukan
latihan perang di masa damai harus lebih besar daripada di masa perang.
Saat-saat damai hendaknya dijadikan persiapan untuk menghadapi perang.
Tidak ada perdamaian tanpa persiapan matang untuk perang.
Dalam
latihan perang, penguasa dan tentaranya harus selalu disiplin dan
terbiasa hidup dengan cara keras. Dengan demikian tubuhnya akan terbiasa
dengan penderitaan. Untuk memenangkan peperengan mereka harus
mengetahui ilmu tntang alam, tanah, dan sungai-sungai. Maka dalam
latihan perang tercakup pelajaran mengenai strategi bagaimana bisa tetap
hidup (how to survive), mendaki gunung dan lembah, menyusuri
sungai-sungai dan rawa-rawa. Semua pengetahuan ini menurut Machiavelli
penting setidaknya untuk dua hal.
1. Tentara dan penguasa mengetahui persis keadaan negaranya.
2. Mengerti cara bagaimana mempertahankannya dari serangan musuh.
Dengan
memiliki pengetahuan dan pengalaman menjelajahi bukit, gunung dan
menyusuri sungai maupun rawa-rawa pada suatu bagian tertentu di
negaranya, maka ia akan memahami kawasan-kawasan lain yang memiliki
karakteristik serupa dengan kawasan yang dipelajari dan ditelusurinya
itu. Dengan mengetahui satu wilayah, ia akan mudah memahami
wilayah-wilayah di negara lainnya. Dengan memiliki pengetahuan itu juga
tentara dan penguasa akan mudah menemukan musuh-musuhnya dan merebut
markas-markas tentara yang dikuasai musuh-musuh mereka.
Untuk
memahami segala seluk beluk mengenai perang dan tentara, Machiavelli
juga menyarankan kepada penguasa agar selalu belajar dari pengalaman
penguasa atau kaisar-kaisar lain di masa lalu. Misalnya mempelajari
bagaimana cara bertempur yang baik, mempertahankan diri dari serangan
musuh, melakukan serangan balasan yang efektif dan cara-cara bagaimana
mereka memenangkan suatu peperangan dan sebagainya. Seorang penguasa
tidak perlu malu-malu untuk mencontoh keberhasilan-keberhasilan mereka.
Menurut Machiavelli, cara belajar demikianlah yang dilakukan Alexander
Agung yang mencontoh Achilles, Caesar dan Scipio Syrus. Inilah sumbangan
penting pemikiran Machiavelli bagi perkembangan teori-teori perang dan
kemiliteran.
The Prince juga
menguraikan tentang perlunya penguasa mempelajari sifat-sifat terpuji
dan yang tak terpuji. Dia harus berani melakukan tindakan tidak terpuji –
kejam, bengis, khianat, kikir – asalkan itu baik bagi negara dan
kekuasaannya. Untuk mencapai tujuan, cara apapun bisa digunakan (the
ends justify the means). Oleh karena itu penguasa tidak perlu takut
untuk tidak dicintai,asalkan ia tidak dibenci rakyat.
Dengan
kata lain, penguasa harus pandai-pandai menggunakan cara-cara manusia
dan cara binatang bila saat-saat tertentu dibutuhkan. Asumsi ini muncul
di benak Machiavelli karena menurutnya manusia memiliki dua sifat yang
bertentangan, yaitu sifat manusia – tulus, penyayang, baik, pemurah,
tetapi juga memiliki sifat-sifat binatang atau sifat tak terpuji, jahat,
kikir, bengis, dan kejam. Kedua sifat manusia yang paradoksal ini
membawa implikasi terhadap cara menangani persoalan politik. Cara
penanganan persoalan politik dengan ‘cara manusia’, misalnya lewat
prosedur hukum dan pengadilan, tidak efektif tanpa disertai ‘cra
binatang’. Tetapi bisa terjadi sebaliknya, cara binatang juga tidak
efektif tanpa menggunakan cara manusia. Kedua cara itu ibarat two sides of the same coin (dua sisi pada satu koin yang sama).
Machiavelli
berpendapat bahwa penguasa negara bisa menggunakan cara binatang,
terutama ketika menghadapi lawan-lawan politiknya. Dalam The Prince dikemukakan bahwa seorang penguasa bisa menjadi singa (lion) di satu saat, dan menjadi rubah (fox)
di saat lainnya. Menghadapi musuhnya yang ganas bagai seekor serigala,
penguasa hendaknya bisa berperangai seperti singa, karena dengan cara
itulah ia bisa mengalahkan lawannya. Tetapi penguasa harus bersikap
seperti rubah bila lawan yang dihadapinya adalah perangkap-perangkap
musuh. Bukan singa yang mampu mengendus perangkap-perangkap itu,
melainkan rubah. Rubah amat peka dengan perangkap yang akan menjerat
dirinya.
Bertitik
tolak dari premis itu, Machiavelli berpendapat bahwa seorang penguasa
ideal adalah Archilles yang belajar jadi penguasa dari Chiron. Chiron
adalah mahluk berkepala manusia berbadan dan berkaki kuda dalam mitologi
Yunani kuno. Artinya, seorang penguasa harus memiliki watak manusia dan
watak kebinatangan pada saat yang sama. Machiavelli menulis bahwa
dengan belajar dari mahluk seperti Chiron, penguasa diharapkan bisa
mengetahui bagaimana menggunakan sifat manusia dan sifat binatang.
Menggunakan salah satu cara berkuasa tanpa cara lainnya tidak akan
berhasil.
Teori Politik Kekuasaan Niccolo Machiavelli
teori
politik kekuasaan Niccolo Machiavelli dapat dilihat sebagai penanda
transisi dari dunia kuno ke modern yang sangat kontroversi. Melalui
karyanya yang berjudul The Prince tahun 1513 ia sering dituduh gurunya
kejahatan karena nasehat-nasehatnya yang amoral.
Isi dari teori Machaivelli ( Skinner,1985:4) sebagai berikut.
#Untuk
melakukannya, seorang penguasa yang bijak hendaknya mengikuti jalur
yang dikedepankan berdasarkan kebutuhan, kejayaan, dan kebaikan Negara.
Hanya memadukan machismo semangat keprajuritan, dan pertimbangan politik, seorang penguasa barulah dapat memenuhi kewajiban kepada Negara mencapai keabadian sejarah.- Penguasa bijak hendaknya memiliki hal-hal sebagai berikut
1) Sebuah kemampuan untuk menjadi baik sekaligus buruk, baik dicintai maupun di benci
2) Watak-watak, seperti ketegasaan, kekejaman,kemandirian, disiplin, dan control diri.
3) Sebuah reputasi menyangkut kemurahan hati,pengampunan, dapat dipercaya dan tulus.
#Seorang
pangeran harus berani untuk melakukan apapun yang diperlukan, betapa
pun tampak tercela karena rakyat pada akhirnya hanya peduli dengan
hasilnya, yaitu kebaikan Negara
Untuk
mencapai sukses, seorang penguasa harus dikelilingi dengan
menteri-menteri yang mampu dan setia, Machiavelli memperingatkan
penguasa agar menjauhkan diri dari penjilat dan minta pendapat apa yang
layak dilakukan. seorang penguasa yang cermat tidak harus memegang
kepercayaannya jika pekerjaan itu berlawanan dengan kepentingannya.
“…Dia
menambahkan, “Karena tidak ada dasar resmi yang menyalahkan seorang
Penguasa yang minta maaf karena dia tidak memenuhi janjinya,” karena “…
manusia itu begitu sederhana dan mudah mematuhi kebutuhan-kebutuhan yang
diperlukannya saat itu, dan bahwa seorang yang menipu selalu akan
menemukan orang yang mengijinkan dirinya ditipu.”
Tidak
seperti pemikir Abad Pertengahan, Machiavelli melihat kekuasaan sebagai
tujuan itu sendiri. Ia menyangkal asumsi bahwa kekuasaan adalah alat
atau instrumen belaka untuk mempertahankan nilai-nilai moralitas, etika
atau agama. Bagi Machiavelli segala kebajikan, agama, moralitas justru
harus dijadikan alat untuk memperoleh dan memperbesar kekuasaan. Bukan
sebaliknya. Jadi kekuasaan haruslah diperoleh, digunakan, dan
dipertahankan semata-mata demi kekuasaan itu sendiri. Dengan
pandangannya itu, Machiavelli menolak tegas doktrin Aquinas tentang
gambaran penguasa yang baik. Aquinas dalam karyanya The Government of Princes
berpendapat bahwa penguasa yang baik harus menghindari godaan kejayaan
dan kekayaan-kekayaan duniawi agar memperoleh ganjaran syurgawi kelak.
Bagi Machiavelli justru terbalik, penguasa yang baik harus berusaha
mengejar kekayaan dan kejayaan karena keduanya merupakan nasib mujur
yang dimiliki seorang penguasa.
Bagi Machiavelli kekuasaan adalah raison d’etre negara (state). Negara juga merupakan simbolisasi tertinggi kekuasaan politik yang sifatnya mencakup semua (all embracing)
dan mutlak. Bertolak dari pandangan-pandangan Machiavelli di atas
beberapa sarjana berpendapat bahwa Machiavelli memiliki obsesi terhadap
negara kekuasaan (maachstaat) dimana yang kedaulatan tertinggi terletak pada kekuasaan penguasa dan bukan rakyat dan prinsip-prinsip hukum.
Dalam
kaitannya dengan kekuasaan seorang penguasa, Machiavelli membahas
perebutan kekuasaan (kerajaan). Bila seorang penguasa berhasil merebut
suatu kerajaan maka ada cara memerintah dan mempertahankan negara yang
baru saja direbut itu.
1.
Memusnahkannya sama sekali dengan membumihanguskan negara dan membunuh
seluruh keluarga penguasa lama. Tidak boleh ada yang tersisa dari
keluarga penguasa lama sebab hal itu akan menimbulkan benih-benih
ancaman terhadap penguasa baru suatu saat kelak.
2.
Dengan melakukan kolobisasi, mendirikan pemukiman-pemukiman baru dan
menempatkan sejumlah besar pasukan infantri di wilayah koloni serta
menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga terdekat. Cara
kolonisasi pernah dilakukan bangsa Romawi.
Dari kedua cara itu menurut Machiavelli cara pertama adalah cara yang paling efektif meski bertentangan dengan aturan moralitas.
Dalam The Prince,
Machiavelli juga menguraikan bahwa mereka yang menjadi penguasa lewat
cara-cara keji, kejam, dan jahat tidaklah dapat disebut memperoleh
kekuasaan berdasarkan kebajikan (virtue) dan nasib baik (fortune).
Cara itu seperti dipraktekkan Agathocles yang membunuh secara biadab
senator Syarcuse demi menduduki tahta kekuasaan, memang bisa menjadikan
mereka penguasa negara. Tetapi kata Machiavelli penguasa itu tidak akan
dihormati dan dipuja sebagai pahlawan. Apalagi setelah berkuasa ia
menjadikan kekerasan, kekejaman dan perbuatan keji lainnya sebagai
bagian dari kehidupan politik sehari-hari. Machiavelli menyimpulkan
bahwa cara-cara itu hanya akan menjadikan sang penguasa berkuasa tetapi
tidak menjadikannya terhormat, pahlawan atau orang besar.
Machiavelli
menyarankan kalaupun seorang penguasa boleh melakukan kekejaman dan
menggunakan “cara binatang” hendaknya dilakukan tidak terlalu sering.
Setelah melakukan tindakan itu, ia harus bisa mencari simpati dan
dukungan rakyatnya dan selalu berjuang demi kebahagiaan mereka. Dia juga
harus berusaha agar selalu membuat rakyat tergantung kepadanya.
Kearifan dan kasih sayang terhadap rakyat, kata Machiavelli , akan bisa
meredam kemungkinan timbulnya pembangkangan. Penguasa yang dicintai
rakyatnya tidak perlu takut terhadap pembangkangan sosial. Inilah
menurut Machiavelli usaha yang paling penting yang harus dilakukan
seorang penguasa.
Langganan:
Postingan (Atom)